Asistensi Bu Wiwik Wulandari

Tempat: Lab Wilayah dan Kota Gedung B Planologi UNDIP
Waktu: 16.00 – 17.30

Asistensi dilakukan dengan salah satu tim dosen yang mewakili lab. wilayah yaitu Bu Wiwik Wulandari. pada asistensi kali ini masukan yang diberi untuk draft laporan yaitu untuk pendekatan identifikasi isu dan masalah sudah baik. Tetapi belum adanya pembagian intra wilayah dan agrerat secara jelas. Sedangkan yang terdapat pada laporan lebih cenderung menjelaskan wilayah perencanaan secara makro dan mikro. Padahal yang diharapkan oleh tim dosen adalah bagaimana menjelaskan keterkaitan antar wilayah secara agregat dan juga hubungan intra wilayahnya.

Selain itu, koreksi lain yang diberikan oleh dosen yaitu tentang penamaan pada peta. Kesalahan yang terjadi pada penamaan berupa kurang sesuainya pilihan kata yang diambil dengan substansi peta itu sendiri.

Penyusunan Strategi Kecamatan Delanggu

Rencana pengembangan yang akan dilakukan didasarkan atas 7 strategi. Pada tiap – tiap strategi ditentukan rencana – rencana pengembangan yang akan dilakukan dalam kurun waktu 10 tahun. Rencana – rencana pengembangan berdasarkan atas permasalahan yang ada di Kabupaten Klaten khususnya di Kecamatan Delanggu. Berikut adalah rencana atau program pengembangan dari masing – masing strategi :

 1. Penetapan Kawasan Peruntukan Pertanian
Penetapan kawasan peruntukan pertanian berdasarkan kondisi fisik suatu alam yang di miliki oleh wilayah perencanaan yaitu Kecamatan Delanggu. Berikut adalah program yang mendukung strategi penetapan kawasan peruntukan pertanian

  •  Konsolidasi lahan pertanian dan pencegahan konversi lahan pertanian produktifKonsolidasi lahan dan
    Pencegahan konversi lahan sangat penting dilakukan terutama pada lahan – lahan pertanian yang masih tergolong lahan pertanian produktif. Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk mempertahankan lahan pertanian yang produktif supaya dapat berproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan baik itu kebutuhan pangan di dalam daerah maupun di luar daerah. Pelaksanaan ini dilakukan pada lima tahun pertama dan dilanjutkan secara terus menerus selama sepuluh tahun perencanaan.
  • Pengaturan Pemanfaatan Ruang di Sepanjang Koridor Jalan Yogyakarta – Solo
    Pemanfaatan ruang sebagai kawasan terbangun lebih ditekankan pada kawasan ini. Pemanfaatan ruang sebagai kawasan terbangun yang akan direncankan pada kawasan sepanjang koridor jalan Yogyakarta – Solo berupa kawasan perdagangan dan jasa serta permukiman. Hal ini bertujuan suapaya tidak terjadi konversi lahan berlebihan sehingga lahan pertanian produktif masih terjaga keberedaannya. Program ini dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Klaten selama sepuluh tahun perencanaan.

2. Pengembangan Sentra – Sentra Pusat Produksi dan Distribusi Pertanian

  •  Pembangunan Gedung-gedung dan Pabrik Pengolahan Hasil Pertanian
    Pembangunan gudang dan pabrik penggilingan hasil pertanian bertujuan untuk menjadikan gudang dan pabrik tersebut sebagai sentra produksi hasil pertanian. Pembangunan gedung dan pabrik tersebut rencananya akan dilakukan di Kecamatan Delanggu dan dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Klaten beserta bantuan dan partisipasi masyarakat Kecamatan Delanggu. Pembangunan gudang dan pabrik pengolahan hasil pertanian akan dilakukan selama tiga tahun pertama waktu perencanaan. Wilayah yang nantinya akan direncanakan sebagai pusat produksi pertanian adalah Desa Sabrang.perencanaan.
  • Peningkatan Promosi Hasil Produksi Pertanian
    Peningkatan promosi akan hasil produksi pertanian sangat diperlukan untuk menarik para pembeli. Semakin baik promosi yang dilakukan, pendapatan yang masuk ke dalam pendapatan daerah akan semakin meningkat. Program ini dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Klaten dan partisipasi masyarakat Kabupaten Klaten selama lima tahun pertama waktu perencanaan.

3. Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi

Jaringan transportasi merupakan hal yang tidak bisa lepas dari perencanaan wilayah dan kota. Hal ini dikarenakan jaringan transportasi merupakan urat nadi perekonomian di suatu wilayah. Salah satu dari fungsi transportasi adalah sebagai alat bantu untuk melakukan pergerakan baik itu pergerakan manusia maupun pergerakan barang. Program yang berkaitan dengan pengembangan sistem jaringan transportasi adalah sebagai berikut :

  •  Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Moda Transportasi ke Pusat dan Distribusi Hasil Pertanian
    Program ini merupakan rencana penyediaan angkutan umum yang layak untuk masyarakat umum maupun para pekerja yaitu petani menuju pusat produksi dan distribusi hasil pertanian. Moda trasportasi yang perlu ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya antara lain berupa mobil angkutan umum dari arah Yogyakarta maupun dari arah Solo menuju Kecamatan Delanggu. Selain itu, juga dilakukan penjadwalan dan penentuan rute yang lebih teratur. Program ini dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Klaten selama lima tahun pertama waktu perencanan dan dilanjutkan dengan monitoring.
  • Peningkatan Kualitas Jaringan Transportasi
    Kualitas jaringan transportasi berupa jalan akan mempengaruhi kualitasi mobilitas yang akan dilakukan. Perbaikan dan peningkatan kualitas haringan transportasi bertujuan agar distribusi dan pemasaran hasil pertanian berjalan dengan optimal. Program ini akan dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaen Klaten selama sepuluh tahun perencanaan.

4. Pengembangan Infrastruktur yang Menunjang Sektor Pertanian

Penyediaan infrastruktur penunjang hasil pertanian bertujuan untuk memudahkan proses produksi hasil pertanian itu sendiri. Infrastruktur pertanian dapat berupa jaringan irigasi, pengairan, dan bangunan penyimpanan hasil pertanian. Berikut adalah program untuk mendukung pengembangan infrastruktut penunjang sektor pertanian :

  •  Pemberian Subsidi Alat-Alat Pertanian
    Pemberian subsidi alat – alat pertanian berupa alat pembajak sawah, alat pemanen, serta pupuk akan sangat diperlukan untuk membantu menekan biaya pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh petani sehingga petani dapat meningkatkan tingkat taraf hidupnya. Program ini dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Klaten selama lima tahun perencanaan dan kemudia dilanjutkan oleh kegiatan monitoring.
  • Perluasan, Perbaikan, dan Pemeliharaan Sistem Jaringan Irigasi.
    Salah satu infrastruktur yang sangat mempengaruhi kondisi pertanian adalah jaringan irigasi. Perluasan dan perbaikan sistem jaringan irigasi bertujuan untuk memaksimalkan aliran air yang ada di area persawahan. Program ini akan dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Klaten dan dibantu oleh masyarakat Kecamatan Delanggu selama lima tahun pertama waktu perencanaan yang selanjutnya dilanjutkan oleh kegiatan monitoring.

5. Pengoptimalan Sistem dan Penggunaan Lahan Serta Infrastruktur Umum

Pengoptimalan sistem permukiman bertujuan untuk memahami kondisi, jumlah , jenis ,ukuran , letak dan keterkaitan antar pusat permukiman di Kecamatan Delanggu yang nantinya digambarkan dengan sistem hirarki dan fungsi kawasan permukiman supaya kawasan tersebut dapat berfungsi optimal. Permukiman yang optimal tidak akan lepas dari infrastuktur umum. Berikut adalah program yang menunjang strategi tersebut :

  •  Zonasi Penggunaan Lahan
    Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan beberapa fungsi kawasan berdasarkan data – data kondisi fisik dan non fisik wilayah perencanaan. Kegiatan ini dilakukan selama tiga tahun pertama waktu perencanaan. Penerapan dari zonasi penggunaan lahan akan dimonitoring selama tujuh tahun ke depan waktu perencanaan dan dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Klaten.
  •  Perbaikan Infrastruktur Umum
    Upaya perbaikan infrastruktur umum dilakukan dengan maksud untuk mendukung kawasan budidaya non pertanian seperti kawasan permukiman dan perdagangan dan jasa. Kegiatan ini dilakukan oleh pihak pemerintah Kabupaten Klaten selama lima tahun pertama waktu perencanaan dan dilanjutkan oleh kegiatan monitoring.

6. Peningkatan Usaha-Usaha Pembinaan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Manusia

Peningkatan sumberdaya manusia diharapkan akan membantu pendapatan daerah dan taraf hidup masyarakat iru sendiri. Masyarakat diharapkan memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih untuk membantu meningkatkan pengembangan wilayahnya sendiri. Berikut adalah program yang mendukung strategi ini :

  •  Pengoptimalan Fungsi GAPOKTAN dalam Meningkatkan Produktivitas Pertanian
    GAPOKTAN merupakan organisasi sebagai media untuk petani melakukan diskusi dengan pihak lainnya seperti pemerintah dan petani lain. Kegiatan yang ada di dalam organisasi ini diantaranya adalah penyuluhan kepada para petani bagaiman untuk mengolah lahan pertanian prduktif supaya menghasilkan hasil pertanian yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Dengan demikian taraf hidup petani akan semakin meningkat. Pengoptimalan fungsi GAPOKTAN akan dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Klaten dan masyarakat Kecamatan Delanggu

7. Pengoptimalan Peran Serta Pemerintah

Pemerintah memiliki peran penting dalam pengembangan wilayah Kabupaten Klaten dengan wilayah perencanaan Kecamatan Delanggu. Dibutuhkan konsistensi dan kedisiplinan yang besar jika ingin wilayahnya berkembang. Untuk hal pengoptimalan kawasan pertanian, berikut upaya yang dapat dilakukan pemerintah :

  •  Penyuluhan Tentang Sistem Pertanian Kepada Masyarakat Khususnya Petani.
    Bentuk dari kegiatan ini adalah tidak lain untuk memberikan informasi sebanyak – banyaknya dan pengertian kepada masyarakat supaya masyarakat lebih peduli untuk menjaga potensi pertanian yang ada di Kecamatan Delanggu.Penyuluhan ini dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Klaten selama tiga tahun pertama waktu perencanaan.
  • Pemberian Bantuan Bibit dan Pupuk untuk Mengembangkan Produksi Pertanian
    Pemberian bantuan bibit dan pupuk akan sangat membantu bagi petani untuk belajar bagaimana menghasilkan hasil pertanian yang berkualitas. Selain itu, bantuan bibit dan pupuk yang diberikan dapat berperan sebagai modal awal untuk petani sehingga biaya pengeluaran dapat ditekan. Dengan demikian, petani dapat mengambil keuntungan yang lebih besar. Kegiatan ini dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Klaten selama lima tahun pertama waktu perencanaan.
  •  Pengendalian Harga Hasil Pertanian Terutama Beras
    Pemerintah memiliki peran penting sebagai pengendali harga hasil pertanian terutama beras. Upaya yang dilakukan pemerintah diantaranya membuat kebijakan tentang harga minimum yang ditawarkan pada hasil pertanian. Dengan penentuan dan pengendalian harga, kerugian yang dapat dialami para petani dan pengusaha pengolah hasil pertanian dapat diminimalisir. Kegiatan ini dilakukan oleh Dinas perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Klaten selama sepuluh tahun waktu perencanaan.

Penyusunan Konsep dan Skenario

Penyusunan konsep  disini merupakan salah satu tahapan dalam melakukan suatu perencanaan yang disusun berdasarkan isu permasalahan, tujuan maupun potensi yang ada pada Kecamatan Delanggu. Penyusunan tujuan perencanaan Kecamatan Delanggu merupakan salah satu tahapan sebelum melakukan penyusunan konsep perencanaan. Tujuan tersebut dibuat berdasarkan isu permasalahan yang ada pada Kecamatan Delanggu, yakni Menurunnya Tingkat Produksi Pertanian Kecamatan Delanggu.  Berdasarkan isu utama pada potensi dan permasalahan yang ada di Kecamatan Delanggu serta berorientasi dalam mewujudkan tujuan pengembangan wilayah yaitu  “Mengembangkan Kecamatan Delanggu Sebagai Kawasan Pusat Produksi dan Distribusi Pertanian demi  Mewujudkan Kabupaten Klaten sebagai Kawasan Pertanian Terpadu Berbasis Potensi Pertanian Lokal dan Berkelanjutan Pada Tahun 2022”.  Dari tujuan tersebut  akan didapatkan suatu konsep  pengembangan wilayah yang sesuai diterapkan di Kecamatan Delanggu yaitu “Pengembangan Kawasan Pertanian Berkelanjutan yang didukung oleh Sistem Distribusi yang Terintegrasi”.

Dalam perkembangan wilayah Kecamatan Delanggu, perlu adanya suatu skenario pengembangan untuk mengetahui bagaimana perkembangan yang mungkin terjadi di wilayah ini pada waktu yang akan datang yaitu 10 tahun kedepan. Adapun skenario perkembangan wilayah Kecamatan Delanggu adalah sebagai berikut :

Optimis

“Kecamatan Delanggu menjadi kecamatan yang mampu secara mandiri memproduksi, mengelola, dan mendistribusikan produksi padi untuk berkontribusi dalam pengembangan kawasan pertanian secara berkelanjutan.”

 Status Quo

 

“Konversi lahan terutama di sepanjang jalan Solo-Jogja yang ada di Kecamatan Delanggu menjadi penghambat untuk mencapai kecamatan yang secara mandiri berkontribusi dalam pengembangan kawasan pertanian secara berkelanjutan.”

Pesimis

“Kecamatan Delanggu  tidak mampu menjadi kecamatan yang secara mandiri memproduksi, mengelola, dan mendistribusikan produksi padi untuk berkontribusi dalam pengembangan kawasan pertanian secara berkelanjutan.”

Analisis Proyeksi Kecamatan Delanggu

Analisis proyeksi Kecamatan Delanggu merupakan analisis yang digunakan untuk memprediksi perkembangan kondisi Kecamatan Delanggu pada tahun mendatang. Analisis-analisis tersebut antara lain:

1. Analisis Konstelasi Wilayah

Berkurangnya lahan pertanian di Delanggu ini berarti berkurang juga suplai beras bagi wilayah Kabupaten Klaten maupun bagi wilayah di luar Kabupaten Klaten, seperti Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, dan Provinsi DI Yogyakarta. Oleh sebab itu perlu adanya pertimbangan secara menyeluruh sebelum menyusun rencana pengembangan Kecamatan Delanggu, terutama pertimbangan dari sudut pandang keberadaan lahan, mengingat fungsi kawasan Kecamatan Delanggu sebagai kawasan budidaya pertanian yang memegang peranan penting sebagai penyuplai beras bagi Kabupaten Klaten dan kawasan sekitar di luar Klaten.

distribusi pertanian

Terkait dengan rencana pengembangan kawasan pertanian berkelanjutan di Kecamatan Delanggu, kecamatan ini tidak hanya berperan sebagai penyedia hasil pertanian tetapi juga dapat berperan sebagai distributor hasil pertanian tersebut. Hal ini dikarenakan wilayah Kecamatan Delanggu dilewati oleh jalan Solo-Yogya yang memiliki intensitas keramaian tinggi. Berdasarkan peta di atas, dapat dijelaskan bahwa desa-desa di Kecamatan Delanggu yang berperan sebagai pusat produksi pad.

Hasil produksi pertanian desa-desa tersebut akan dikumpulkan di Desa Sabrang. Desa inilah yang berperan sebagai distributor hasil pertanian ke wilayah di dalam Kabupaten Klaten hingga ke wilayah luar, seperti Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sukoharjo.

2. Analisis Hasil Produksi

Analisis ini berfungsi untuk mengetahui hasil produksi pertanian yang ada pada Kecamatan Delanggu pada tahun mendatang dan mengetahui konstribusi produksi  pertanian Kecamatan Delanggu terhadao Kabupaten Klaten. Hasil produksi padi Kabupaten Klaten terus mengalami perubahan dari tahun 2001 hingga tahun 2011. Begitu pula dengan kontribusi Kecamatan Delanggu terhadap pertanian.

Hasil Produksi

jumlah produksi pertanian

Jika dilihat dari tahun ke tahun produksi padi di Kabupaten Klaten terus mengalami perubahan. Produksi padi terbesar terjadi pada tahun 2009 yang mencapai 383.133 ton. Setelah tahun 2009 produksi padi terus menurun hingga mencapai 200.824 ton pada tahun 2011. Hal ini dikarenakan luas lahan panen juga mengalami penurunan hingga 51.815 ha. Penurunan luas lahan panen ini terjadi sejak tahun 2008 hingga 2011 mencapai 17,37%.

jumlah produksi pertanian 2

Sejak tahun 2001 sampai 2005 kontribusi Kecamatan Delanggu terhadap pertanian padi Kabupaten Klaten terus mengalami kenaikan mencapai 6,89%, pada tahun-tahun selanjutnya kontribusi Delanggu melemah, hingga pada tahun 2010 menurun drastis menyentuh angka 9108 ton atau hanya menyumbang sekitar 3,01% dari pertanian Kabupaten Klaten. Hal ini disebabkan oleh terjadinya puso di beberapa kecamatan, termasuk Kecamatan Delanggu. Luas lahan puso di kecamatan ini mencapai 344 ha pada tahun 2010.

3. Analisis Kelembagaan

Pengelolaan yang terkait dengan pengembangan kawasan pertanian dan sistem distribusi Kecamatan Delanggu difokuskan pada sektor pertanian seperti sumber pembiayaan untuk kegiatan operasional dan pemeliharaan fisik infrastruktur pendukung sektor pertanian. Kelembagaan pemerintah yang khusus mengelola sektor pertanian adalah Dinas Pertanian Kabupaten Klaten.

Untuk mengelola sektor pertanian ini tidak dilakukan sendiri oleh kelembagaan pemerintah, ada pihak lain yang membantu kinerja kelembagaan pemerintah dalam mengembangkan sektor pertanian Kecamatan Delanggu. Contohnya kelembagaan yang bersifat non pemerintah yaitu Gabungan Kelompok Tani yang memang diprakarsai oleh masyarakat sendiri khususnya masyarakat bermata pencaharian petani.

kelembagaananalisis kelembagaan

Dalam analisis kelembagaan yang telah dilakukan perkembangan masalah yang ada seperti kurang berkembangnya sektor pertanian dan berdampak buruk bagi perekonomian Kecamatan Delanggu. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kontrol dan partisipasi masyarakat yang dilakukan oleh beberapa lembaga yang berhubungan dengan sektor pertanian yaitu Dinas Pertanian, Gapoktan dan masyarakat khususnya yang bekerja sebagai petani.

4. Analisis Lahan Terbangun

Analisis Lahan Terbangun merupakan analisis yang digunakan untuk memprediksi perkembangan lahan terbangun pada tahun-tahun berikutnya.  Kecamatan Delanggu mengalami perubahan penggunaan lahan dari lahan non terbangun menjadi lahan terbangun. Berdasarkan peta penggunaan lahan dari tahun 2005 dan tahun 2010, terlihat perubahan yang cukup signifikan di sepanjang Jalan Solo-Jogja.

Mayoritas penggunaan lahan berubah dari lahan pertanian produktif menjadi lahan terbangun seperti perumahan, perdagangan dan jasa, industri, serta perkantoran. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah lahan pertanian yang menurun sebanyak 0,34%. Perubahan ini terjadi karena kebutuhan lahan terbangun akibat meningkatnya jumlah penduduk di Kecamatan Delanggu.

proyeksi

5. Analisis Linkage

Konversi lahan pertanian menjadi lahan terbangun yang berupa perumahan dan perdagangan serta didukung oleh adanya jalan Solo – Yogya membuat kecamatan ini menjadi pusat distribusi hasil pertanian yang ada di Kabupaten Klaten. Sehingga hasil produksi pertanian yang ada di Kabupaten Klaten akan dibawa ke Kecamatan Delanggu untuk dipasarkan.

linkage

Interaksi Kecamatan Delanggu dengan kecamatan lain yang ada di Kabupaten Klaten dapat terlihat dari lokasinya. Lokasi Kecamatan Delanggu hampir seluruhnya dikelilingi oleh kecamatan-kecamatan yang menjadi pusat produksi pertanian Kabupaten Klaten. Hal ini membuat keterkaitan antara Kecamatan Delanggu sebagai pusat distribusi dan kecamatan lain disekitarnya sebagai pusat produksi memiliki keterkaitan yang cukup erat.

Kecamatan Delanggu tidak hanya berinteraksi dengan kecamatan yang ada di Kabupaten Klaten tetapi juga berinteraksi dengan kabupaten-kabupaten disekitarnya. Hal ini didukung oleh lokasi Kecamatan Delanggu yang berada dekat dengan tiga Kabupaten lain yang ada di sekitar Kabupaten Klaten. Tiga kabupaten tersebut adalah Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, dan Kabupaten Wonogiri. Interaksi tersebut berupa pemasaran hasil produksi pertanian Kabupaten Klaten ke tiga kecamatan tersebut.

6. Analisis Potensi dan Permasalahan

Kecamatan Delanggu memiliki beberapa potensi dan permasalahan yang mendasar. Potensi yang ada di Kecamatan Delanggu yaitu daerah ini memiliki tingkat kesuburan yang baik sehingga cocok untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian. Selain itu jalan ini juga

dilalui oleh jalan nasional penghubung Solo dan Yogyakarta. Permasalahan yang terjadi di daerah ini yaitu adanya pembangunan di sepanjang jalan Solo-Jogja yang dulunya merupakan kawasan pertanian dan kini berubah menjadi komersial. Selain itu bertambahnya jumlah penduduk di kecamatan ini mengancam keberadaan luas lahan pertanian yang dapat berdampak langsung pada hasil produksi pertanian.

Hasil analisis potensi dan permasalahan akan dijadikan sebagai dasar pembuatan strategi sebagai upaya mengatasi permasalahan terkait konversi lahan di Kecamatan Delanggu. Agar lebih jelas dapat dilihat pada tabel SWOT di bawah ini:

swot

Reformulasi Isu Kecamatan Delanggu

Pada tahap Reformulasi Isu kami dituntut untuk mengetahui isu-isu yang ada pada Kecamatan Delanggu. Adanya beberapa isu tersebut nantinya akan diklasifikasikan kedalam sektor-sektor yang ada, agar dapat diperoleh isu utama yang ada pada Kecamatan Delanggu. Hasil reformulasi isu berdasarkan perbandingan data primer dan data sekunder yang telah dilakukan menghasilkan hasil yang tidak jauh berbeda. Hal ini dikarenakan data primer yang didapatkan semakin mendukung isu dan permasalahan yang telah ditentukan berdasarkan data sekunder.

pohon masalah 3

Dari masalah yang telah disusun pada tabel diatas berdasarkan masing – masing aspek, selanjutnya akan distrukturkan dan dilihat keterkaitannya satu sama lain dalam pohon masalah. Dari pohon masalah di atas dapat diketahui permasalahan utama yang terjadi di Kecamatan Delanggu adalah Menurunnya Tingkat Produksi Pertanian. Masalah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya, yaitu sebesar 0,28%. jumlah penduduk yang meningkat ini disebabkan oleh tingginya angka migrasi masuk dan jumlah kelahiran bayi. Meningkatnya migrasi masuk disebabkan oleh adanya daya tarik wilayah Kecamatan Delanggu dibanding kecamatan lain disekitarnya. Dengan jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya, tingkat persaingan untuk memenuhi kebutuhan prasarana pun meningkat, hal ini menyebabkan kurang optimal dan kurang meratanya pelayanan sarana prasarana di Kecamatan Delanggu.

Dampak lain dari meningkatnya jumlah penduduk adalah meningkatnya kebutuhan lahan terbangun, khususnya lahan permukiman. Hal ini menyebabkan adanya konversi lahan di Kecamatan Delanggu. Konversi lahan terjadi di sepanjang koridor jalan utama Solo-Jogja dan di beberapa pusat permukiman yang semakin luas. Konversi lahan ini menyebabkan daerah resapan semakin berkurang dan berdampak langsung pada menurunnya permukaan air tanah. Menurunnya permukaan air tanah menyebabkan kondisi irigasi yang buruk dan sulitnya mendapatkan air bersih yang berdampak pada hasil produksi pertanian

Kondisi jaringan jalan yang kurang baik di beberapa titik menyulitkan aksesibilitas untuk kegiatan distribusi hasil pertanian, jaringan jalan yang memiliki peran penting sebagai penghubung antara pusat produksi dan pusat pemasaran tidak berfungsi secara optimal dan mempengaruhi tingkat produktifitas pertanian Kecamatan Delanggu.

Pada aspek tata kelola terdapat permasalahan yaitu kurangnya kontrol pemerintah dalam pelaksanaan program yang telah direncanakan. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya sinkronisasi antara pemerintah dan masyarakat khususnya petani dalam pengembangan pertanian. Hal ini didukung oleh kurangnya peran gabungan kelompok tani (GAPOKTAN) yang menunjukkan kurangnya partisipasi masyarakat terhadap program pemerintah dalam pengembangan pertanian, permasalahan tata kelola ini juga mempengaruhi tingkat produktifitas pertanian Kecamatan Delanggu.