Analisis Proyeksi Kecamatan Delanggu

Analisis proyeksi Kecamatan Delanggu merupakan analisis yang digunakan untuk memprediksi perkembangan kondisi Kecamatan Delanggu pada tahun mendatang. Analisis-analisis tersebut antara lain:

1. Analisis Konstelasi Wilayah

Berkurangnya lahan pertanian di Delanggu ini berarti berkurang juga suplai beras bagi wilayah Kabupaten Klaten maupun bagi wilayah di luar Kabupaten Klaten, seperti Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, dan Provinsi DI Yogyakarta. Oleh sebab itu perlu adanya pertimbangan secara menyeluruh sebelum menyusun rencana pengembangan Kecamatan Delanggu, terutama pertimbangan dari sudut pandang keberadaan lahan, mengingat fungsi kawasan Kecamatan Delanggu sebagai kawasan budidaya pertanian yang memegang peranan penting sebagai penyuplai beras bagi Kabupaten Klaten dan kawasan sekitar di luar Klaten.

distribusi pertanian

Terkait dengan rencana pengembangan kawasan pertanian berkelanjutan di Kecamatan Delanggu, kecamatan ini tidak hanya berperan sebagai penyedia hasil pertanian tetapi juga dapat berperan sebagai distributor hasil pertanian tersebut. Hal ini dikarenakan wilayah Kecamatan Delanggu dilewati oleh jalan Solo-Yogya yang memiliki intensitas keramaian tinggi. Berdasarkan peta di atas, dapat dijelaskan bahwa desa-desa di Kecamatan Delanggu yang berperan sebagai pusat produksi pad.

Hasil produksi pertanian desa-desa tersebut akan dikumpulkan di Desa Sabrang. Desa inilah yang berperan sebagai distributor hasil pertanian ke wilayah di dalam Kabupaten Klaten hingga ke wilayah luar, seperti Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sukoharjo.

2. Analisis Hasil Produksi

Analisis ini berfungsi untuk mengetahui hasil produksi pertanian yang ada pada Kecamatan Delanggu pada tahun mendatang dan mengetahui konstribusi produksi  pertanian Kecamatan Delanggu terhadao Kabupaten Klaten. Hasil produksi padi Kabupaten Klaten terus mengalami perubahan dari tahun 2001 hingga tahun 2011. Begitu pula dengan kontribusi Kecamatan Delanggu terhadap pertanian.

Hasil Produksi

jumlah produksi pertanian

Jika dilihat dari tahun ke tahun produksi padi di Kabupaten Klaten terus mengalami perubahan. Produksi padi terbesar terjadi pada tahun 2009 yang mencapai 383.133 ton. Setelah tahun 2009 produksi padi terus menurun hingga mencapai 200.824 ton pada tahun 2011. Hal ini dikarenakan luas lahan panen juga mengalami penurunan hingga 51.815 ha. Penurunan luas lahan panen ini terjadi sejak tahun 2008 hingga 2011 mencapai 17,37%.

jumlah produksi pertanian 2

Sejak tahun 2001 sampai 2005 kontribusi Kecamatan Delanggu terhadap pertanian padi Kabupaten Klaten terus mengalami kenaikan mencapai 6,89%, pada tahun-tahun selanjutnya kontribusi Delanggu melemah, hingga pada tahun 2010 menurun drastis menyentuh angka 9108 ton atau hanya menyumbang sekitar 3,01% dari pertanian Kabupaten Klaten. Hal ini disebabkan oleh terjadinya puso di beberapa kecamatan, termasuk Kecamatan Delanggu. Luas lahan puso di kecamatan ini mencapai 344 ha pada tahun 2010.

3. Analisis Kelembagaan

Pengelolaan yang terkait dengan pengembangan kawasan pertanian dan sistem distribusi Kecamatan Delanggu difokuskan pada sektor pertanian seperti sumber pembiayaan untuk kegiatan operasional dan pemeliharaan fisik infrastruktur pendukung sektor pertanian. Kelembagaan pemerintah yang khusus mengelola sektor pertanian adalah Dinas Pertanian Kabupaten Klaten.

Untuk mengelola sektor pertanian ini tidak dilakukan sendiri oleh kelembagaan pemerintah, ada pihak lain yang membantu kinerja kelembagaan pemerintah dalam mengembangkan sektor pertanian Kecamatan Delanggu. Contohnya kelembagaan yang bersifat non pemerintah yaitu Gabungan Kelompok Tani yang memang diprakarsai oleh masyarakat sendiri khususnya masyarakat bermata pencaharian petani.

kelembagaananalisis kelembagaan

Dalam analisis kelembagaan yang telah dilakukan perkembangan masalah yang ada seperti kurang berkembangnya sektor pertanian dan berdampak buruk bagi perekonomian Kecamatan Delanggu. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kontrol dan partisipasi masyarakat yang dilakukan oleh beberapa lembaga yang berhubungan dengan sektor pertanian yaitu Dinas Pertanian, Gapoktan dan masyarakat khususnya yang bekerja sebagai petani.

4. Analisis Lahan Terbangun

Analisis Lahan Terbangun merupakan analisis yang digunakan untuk memprediksi perkembangan lahan terbangun pada tahun-tahun berikutnya.  Kecamatan Delanggu mengalami perubahan penggunaan lahan dari lahan non terbangun menjadi lahan terbangun. Berdasarkan peta penggunaan lahan dari tahun 2005 dan tahun 2010, terlihat perubahan yang cukup signifikan di sepanjang Jalan Solo-Jogja.

Mayoritas penggunaan lahan berubah dari lahan pertanian produktif menjadi lahan terbangun seperti perumahan, perdagangan dan jasa, industri, serta perkantoran. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah lahan pertanian yang menurun sebanyak 0,34%. Perubahan ini terjadi karena kebutuhan lahan terbangun akibat meningkatnya jumlah penduduk di Kecamatan Delanggu.

proyeksi

5. Analisis Linkage

Konversi lahan pertanian menjadi lahan terbangun yang berupa perumahan dan perdagangan serta didukung oleh adanya jalan Solo – Yogya membuat kecamatan ini menjadi pusat distribusi hasil pertanian yang ada di Kabupaten Klaten. Sehingga hasil produksi pertanian yang ada di Kabupaten Klaten akan dibawa ke Kecamatan Delanggu untuk dipasarkan.

linkage

Interaksi Kecamatan Delanggu dengan kecamatan lain yang ada di Kabupaten Klaten dapat terlihat dari lokasinya. Lokasi Kecamatan Delanggu hampir seluruhnya dikelilingi oleh kecamatan-kecamatan yang menjadi pusat produksi pertanian Kabupaten Klaten. Hal ini membuat keterkaitan antara Kecamatan Delanggu sebagai pusat distribusi dan kecamatan lain disekitarnya sebagai pusat produksi memiliki keterkaitan yang cukup erat.

Kecamatan Delanggu tidak hanya berinteraksi dengan kecamatan yang ada di Kabupaten Klaten tetapi juga berinteraksi dengan kabupaten-kabupaten disekitarnya. Hal ini didukung oleh lokasi Kecamatan Delanggu yang berada dekat dengan tiga Kabupaten lain yang ada di sekitar Kabupaten Klaten. Tiga kabupaten tersebut adalah Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sukoharjo, dan Kabupaten Wonogiri. Interaksi tersebut berupa pemasaran hasil produksi pertanian Kabupaten Klaten ke tiga kecamatan tersebut.

6. Analisis Potensi dan Permasalahan

Kecamatan Delanggu memiliki beberapa potensi dan permasalahan yang mendasar. Potensi yang ada di Kecamatan Delanggu yaitu daerah ini memiliki tingkat kesuburan yang baik sehingga cocok untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian. Selain itu jalan ini juga

dilalui oleh jalan nasional penghubung Solo dan Yogyakarta. Permasalahan yang terjadi di daerah ini yaitu adanya pembangunan di sepanjang jalan Solo-Jogja yang dulunya merupakan kawasan pertanian dan kini berubah menjadi komersial. Selain itu bertambahnya jumlah penduduk di kecamatan ini mengancam keberadaan luas lahan pertanian yang dapat berdampak langsung pada hasil produksi pertanian.

Hasil analisis potensi dan permasalahan akan dijadikan sebagai dasar pembuatan strategi sebagai upaya mengatasi permasalahan terkait konversi lahan di Kecamatan Delanggu. Agar lebih jelas dapat dilihat pada tabel SWOT di bawah ini:

swot

Leave a comment